Dari Tradisi Lokal ke Dunia: Kisah Bocah “Aura Farming


Nama Rayyan Arkan Dikha, bocah berusia 11 tahun asal Kuantan Singingi, Riau, tengah menjadi sorotan dunia setelah aksinya di Festival Pacu Jalur viral di media sosial. Dengan berdiri tenang di atas perahu yang sedang berpacu, Rayyan justru berhasil mencuri perhatian publik global hingga melahirkan istilah “aura farming.”

Aksi yang Jadi Tren Dunia

Video Rayyan yang menunjukkan ekspresi tenang dan percaya diri saat perahu berpacu pertama kali beredar di media sosial beberapa pekan lalu. Tanpa banyak gerakan, ia terlihat memancarkan pesona yang memikat. Gaya ini kemudian disebut warganet sebagai “aura farming,” istilah yang menggambarkan seseorang yang mampu memikat perhatian dengan kehadirannya saja.

Tak butuh waktu lama, tren ini mendunia. Selebriti internasional seperti Jungkook dan V (BTS) hingga atlet football Amerika Travis Kelce ikut menirukan gaya Rayyan. Klub sepak bola ternama seperti Paris Saint-Germain (PSG) dan AC Milan pun ikut meramaikan tren tersebut. Bahkan lembaga resmi seperti CRPF India dan Angkatan Laut Singapura ikut mengunggah video menirukan gaya Rayyan.

Dari Tradisi Lokal ke Panggung Global

Fenomena “aura farming” membawa sorotan pada Pacu Jalur, tradisi lomba perahu khas Riau yang digelar setiap tahun. Budaya lokal ini mendadak dikenal luas di dunia internasional berkat popularitas Rayyan.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau menyebut viralnya Rayyan menjadi momentum positif untuk memperkenalkan budaya daerah. “Fenomena ini membuat tradisi Pacu Jalur semakin dikenal. Kami bangga, karena budaya kita bisa sampai ke panggung global,” ujarnya.

Penghargaan untuk Rayyan

Atas prestasinya, Rayyan diangkat sebagai Duta Pariwisata Provinsi Riau. Tak hanya itu, ia juga mendapat beasiswa pendidikan bernilai puluhan juta rupiah dari berbagai pihak yang ingin mendukung masa depannya.

“Ini semua berkat dukungan masyarakat. Saya tidak menyangka bisa viral. Semoga Pacu Jalur semakin dikenal,” kata Rayyan singkat kepada awak media.

Inspirasi Generasi Muda

Fenomena ini menunjukkan bahwa kreativitas anak bangsa bisa menjadi ikon global tanpa harus kehilangan jati diri. Dari sebuah festival tradisional, muncul sosok inspiratif yang mengajarkan pentingnya percaya diri dan bangga terhadap budaya sendiri. Dan mungkin, inilah waktunya kita semua belajar bahwa kekuatan terbesar kadang justru ada dalam kesederhanaan.

Posting Komentar

0 Komentar